Prosedur Kerja Public Relations
Public
Relations (PR)
bukanlah kegiatan yang sembarangan, justru kegiatan ini membutuhkan perencanaan
yang berkelanjutan untuk menguntungkan pertumbuhan perusahaan. Hal ini didasari
oleh keyakinan bahwa kehidupan perusahaan akan bergantung pada opini publik.
Oleh karena itu, kegiatan PR harus dilakukan untuk membentuk respon positif
dari opini publik tersebut.
PR
adalah seni dan ilmu dalam menganalisis suatu isu, memprediksi konsekuensi,
mengorganisasi permasalahan, dan mengimplementasikan program rencana untuk
melayani organisasi dan publik.
Hubungan
PR merupakan hubungan dua arah. Di satu sisi, fungsinya adalah untuk
menafsirkan sebuah organisasi untuk masyarakat. Sementara di sisi lainnya,
kegiatan PR mampu melahirkan informasi mengenai apa yang diharapkan oleh
publik.
Untuk
melaksanakan kegiatan PR dengan baik, maka diperlukan proses. Mengingat,
kegiatan PR tidak hanya mementingkan hasil akhir, namun juga cara yang ditempuh
untuk memperoleh hasil akhir tersebut.
Dalam
memahami dan menyelesaikan permasalahan yang ada dalam lingkungan, seorang
praktisi PR harus memiliki tahap-tahap dalam melakukan kegiatannya. Menurut
Cutlip dan Center, ada empat proses public relations. Proses tersebut bersifat
dinamis, sehingga setiap unsur yang ada pun berkesinambungan. Keempat proses
tersebut adalah:
1. Research (penelitian)
Seorang praktisi PR harus mengenal
gejala dan penyebab permasalahan. Oleh sebab itu, praktisi PR perlu melibatkan
dirinya dalam penelitian dalam pe-ngumpulan fakta. Ia perlu memantau dan
membaca tentang pengertian, opini, sikap, dan perilaku orang-orang yang
berkepentingan dan terpengaruhi oleh tindakan perusahaan. “What’s happening
now?” merupakan kata-kata yang menjelaskan tahap ini. Seorang praktisi PR
harus jeli dalam melihat data dan fakta yang erat sangkut pautnya dengan
pekerjaan yang akan digarap. Segala keterangan harus diperoleh selengkap
mungkin. Dalam tahap mendefinisikan penelitian, seorang praktisi PR harus mengolah
data faktual yang telah ada, mengadakan perbandingan, melakukan pertimbangan,
dan menghasilkan penilaian, sehingga dapat diperoleh kesimpulan dan ketelitian
dari data faktual yang telah didapat. Proses PR tidak sesederhana pengumpulan
data dan fakta, namun juga harus mengedepankan pengolahan, penelitian, pengklasifikasian,
dan penyusunan data sedemikian rupa sehingga memudahkan pemecahan masalah
nantinya. Penelitian dalam pencarian data ini dapat dilakukan dengan cara-cara:
survei dan poling, wawancara, focus group discussion, wawancara
mendalam, dan walking around research.
2. Planning (perencanaan)
Setelah tahap penelitian dan
pencarian data, praktisi PR melanjutkan ke tahap perencanaan. Dalam tahap ini,
praktisi PR melakukan penyusunan masalah. Ia melakukan pemikiran untuk
mengatasi masalah dan menentukan orang-orang yang akan menggarap masalah
nantinya. Perencanaan ini tidak boleh diabaikan, namun harus dipikirkan secara
matang karena turut menentukan suksesnya pekerjaan PR secara keseluruhan.
Perencanaan disusun atas data dan fakta yang telah diperoleh, bukan berdasarkan
keinginan PR. Berdasarkan pada rumusan masalah, dibuat strategi
perencanaan dan pengambilan keputusan untuk membuat program kerja berdasarkan
kebijakan lembaga yang juga disesuaikan dengan kepentingan publik. Kata kunci
dari tahap ini adalah, “What should we do and why?”
3. Action and Communication (aksi dan
komunikasi)
Komunikasi sering kali dilakukan
berdasarkan asumsi pribadi oleh seorang praktisi PR. Akibatnya, tindakan
tersebut terkadang membawa hasil yang buruk dan tidak disarankan karena akan
berisiko pada citra perusahaan. Tahap ini dilewati untuk mendapatkan jawaban
pertanyaan, “How do we do it and say it”. Tujuan dan objektivitas yang
spesifik harus dikaitkan untuk mencapai aksi dan komunikasi yang akan dilakukan
oleh praktisi PR. Ia harus mampu mengkomunikasikan pelaksanaan program sehingga
dapat mempengaruhi sikap publiknya yang kemudian mendorong mereka untuk
mendukung pelaksanaan program tersebut. Selain itu, ia juga harus melakukan
aksi dan melakukan kegiatan PR sebaik-baiknya. Kegiatan aksi ini merupakan
kegiatan komunikasi, selayaknya komunikasi kelompok, komunikasi massa, dan
komunikasi organisasional.
4. Evaluation (evaluasi)
Cara untuk mengetahui apakah
prosesnya sudah selesai atau belum adalah dengan mengadakan evaluasi atas langkah-langkah
yang telah diambil. Tujuan utama dari evaluasi adalah untuk mengukur
keefektifitasan proses secara keseluruhan. Pada tahap ini, ia pun dituntut
untuk teliti dan seksama demi keakuratan data dan fakta yang telah ada. Akan
tetapi, perlu diingat bahwa nama tengah seorang praktisi PR adalah ‘krisis’.
Oleh karena itu, setelah selesai satu permasalahan, tidak menutup kemungkinan
untuk mendapatkan masalah baru lagi. Dengan demikian, tahap ini juga sebagai
acuan perencanaan di masa mendatang. Singkat kata, “How did we do?”
menjadi acuan dalam tahap ini.
No comments:
Post a Comment