Tuesday, February 26, 2019

Tujuan Humas


TUJUAN HUMAS
Humas pada hakikatnya adalah aktivitas, maka sebenarnya tujuan humas dapat dianalogikan dengan tujuan komunikasi, yaitu adanya penguatan dan perubahan kognisi, afeksi dan perilaku komunikannya. Dengan demikian, rumusan yang paling tepat mengenai tujuan humas adalah sebagai berikut:
1.      Terpelihara dan Terbentuknya Saling Pengertian (Aspek Kognisi)
Yaitu membuat publik dan organisasi/lembaga saling mengenal. Baik mengenal kebutuhan, kepentingan, harapan, maupun budaya masing-masing. Dengan demikian aktivitas kehumasan harusnya menunjukkan adanya usaha komunikasi untuk mencapai saling kenal dan mengerti tersebut. Sifat komunikasinya cenderung informatif saja.
2.      Menjaga dan Membentuk Saling Percaya (Aspek Afektif)
Artinya lebih pada tujuan emosi, yakni pada sikap (afeksi) saling percaya (mutual confidence). Untuk mencapai tujuan saling percaya ini, prinsip-prisip komunikasi persuasif dapat diterapkan. Sikap saling percaya keberadaannya masih bersifat laten (tersembunyi), yakni ada pada keyakinan seseorang (publik) akan “kebaikan/ketulusan” orang lain (organisasi/lembaga akan “kebaikan/ketulusan publiknya.
3.      Memelihara dan menciptakan kerja sama (Aspek Psikomotoris)
Yaitu dengan komunikasi diharapkan akan terbentuknya bantuan dan kerja sama nyata. Artinya, bantuan dan kerja sama ini sudah dalam bentuk perilaku atau termanifestasikan dalam bentuk tindakan tertentu.
Mengacu dari ketiga tujuan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa setelah pengetahuan/pikiran dibuka, emosi atau kepercayaan disentuh maka selanjutnya perilaku positif dapat diraih. Pada akhirnya, semua itu kembali pada tujuan yang lebih besar yakni, terbentuknya citra/ image yang favourable tehadap organisasi/lembaga dimana humas berada.

Tuesday, February 19, 2019

Perkembangan Humas Di Dunia


PERKEMBANGAN HUMAS DI DUNIA
Dalam sejarahnya istilah Public Relations sebagai sebuah teknik menguat dengan adanya aktivitas yang dilakukan oleh pelopor Ivy Ledbetter Lee yang tahun 1906 berhasil menanggulangi kelumpuhan industri batu bara di Amerika Serikat dengan sukses. Atas upayanya ini ia diangkat menjadi The Father of Public Relations.
Perkembangan PR sebenarnya bisa dikaitkan dengan keberadaan manusia. Unsur-unsur memberi informasi kepada masyarakat, membujuk masyarakat, dan mengintegrasikan masyarakat, adalah landasan bagi masyarakat.
Tujuan, teknik, alat dan standar etika berubah-ubah sesuai dengan berlalunya waktu. Misalnya pada masa suku primitif mereka menggunakan kekuatan, intimidasi atau persuasi ntuk memelihara pengawasan terhadap pengikutnya. Atau menggunakan hal-hal yang bersifat magis, totem (benda-benda keramat), taboo (hal-hal bersifat tabu), dan kekuatan supranatural.
Penemuan tulisan akan membuat metode persuasi berubah. Opini publik mulai berperan. Ketika era Mesir Kuno, ulama merupakan pembentuk opini dan pengguna persuasi. Pada saat Yunani kuno mulai dikembangkan Olympiade untuk bertukar pendapat dan meningkatkan hubungan dengan rakyat. Evaluasi mengenai pendapat atau opini publik merupakan perkembangan terakhir dalam sejarah kemanusiaan.
Dasar-dasar fungsi humas ditemukan dalam revolusi Amerika. Ketika ada gerakan yang direncanakan dan dilaksanakan. Pada dasarnya, masing-masing periode perkembangan memiliki perbedaaan dalam startegi mempengaruhi publik, menciptakan opini publik demi perkembangan organisasinya.

Berikut gambaran kronologis PR di dunia:
1865-1900       : Publik masih dianggap bodoh
1900-1918       : Publik diberi informasi dan dilayani
1918-1945       : Publik diberi pendidikan dan dihargai
1925                : Di New York, PR sebagai pendidikan tinggi resmi
1928                : Di Belanda memasuki pendidikan tinggi dan minimal di  fakultas sebagai mata
kuliah wajib.  Di samping itu banyak diadakan kursus-kursus yang bermutu
1945-1968       : Publik mulai terbuka dan banyak mengetahui.
1968                : Di Belanda mengalami perkembangan pesat. Kearah ilmiah karena penelitian
yang rutin dan kontinyu. Di Amerika perkembangannya lebih kearah bisnis.
1968-1979       : Publik dikembangkan di berbagai bidang, pendekatan tidak hanya satu aspek
saja
1979-1990       : Profesional/internasional memasuki globalisasi dalam perubahan   mental
dan kualitas
1990-sekarang:  Perubahan mental, kualitas, pola pikir, pola pandang, sikap dan  pola perilaku
secara nasioal/internasional; Membangun kerjasama secara lokal,
nasional,  internasional; Saling belajar di bidang politik, ekonomi, sosial budaya;
Iptek, sesuai dengan kebutuhan era global/informasi.

Sejarah Perkembangan Humas

SEJARAH PERKEMBANGAN HUMAS
Dilihat dari perkembangan sejarahnya, berkomunikasi untuk mempengaruhi cara pandang dan perilaku seseorang sudah dimulai sejak dahulu kala. Dari situs–situs yang ditemukan oleh para arkeologis di Irak pada abad 18, tampak bahwa usaha melakukan hal ini sudah ada. Pada masa Yunani dan di abad pertengahan masa kejayaan Romawi, ide mengenai “opini publik sudah muncul”. Hal ini tampak pada slogan Vox Populi, Vox dei (the voice of the people is the voice of God). Public Relations sudah mulai digunakan berabad–abad lalu di Inggris. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya konsep memerlukan pihak ketiga sebagai fasilitator komunikasi dan penyelaras antara pemerintah dan rakyatnya.
Pada perkembangannya konsep Public Relations di Amerika dimulai sekitar tahun 1900an yang dipelopori oleh Ivy Lee dengan "The Declaration of Principles". Ivy Lee dianggap sebagai "The father of Public Relations" karena deklarasi asasnya itu, meskipun demikian sebetulnya konsep Public Relations di Amerika sudah ada sejak tahun 1850 (Broom, 2000; 102).
Public Relations di Indonesia sendiri dimulai sejak tahun 1950. Perkembangan hubungan masyarakat di Indonesia bergerak menyertai kondisi politik dan kenegaraan saat itu. Pada waktu itu pemerintah Indonesia menyadari perlunya rakyat Indonesia untuk mengetahui segala perkembangan yang terjadi sejak pengakuan kedaulatan Indonesia oleh kerajaan Belanda. Berawal dari pemikiran tersebut maka kegiatan kehumasan mulai dilembagakan dengan menyandang nama hubungan masyarakat karena kegiatan yang dilakukan lebih banyak untuk ke luar organisasi (Onong, 1991; 12).
Pentingnya memahami sejarah perkembangan Public Relations adalah untuk mengawali pemahaman terhadap perkembangan PR di Indonesia. Jika dilihat dari sejarahnya sebetulnya, PR di Indonesia dimulai sangat jauh dari yang sudah dilakukan oleh pemikir-pemikir di Eropa atau Amerika bahkan Australia. PR di Indonesia dimulai di tahun 1950an dengan konsep yang berbeda dengan konsep yang dianut di negara lain. Berdasarkan pengamatan peneliti dan juga seperti yang diungkapkan oleh Elizabeth Goenawan Anantao dalam Public Relations In Asia an Anthology, Public Relations di Indonesia belum terlalu pesat perkembangannya (Ananto, 2004; 265).
Public Relations digunakan oleh pihak swasta di Indonesia pertama kali oleh PERTAMINA, sebuah perusahaan minyak. Public Relations di Indonesia memang sudah banyak digunakan baik itu di pihak pemerintah maupun swasta di berbagai sektor. Konsep Public Relations dipahami dan digunakan oleh pihak–pihak tersebut dengan berbagai macam pemahaman dan berbagai macam bentuk implementasinya.
Dari hari ke hari PR di Indonesia mulai berkembang seiring dengan perkembangan PR di dunia atau Asia. Menurut Rhenald Kasali dalam bukunya Manajemen PR disebutkan bahwa Public Relations digunakan untuk kepentingan usaha dalam bentuk seperti Olimpiade Korea Selatan, Glassnot Perestroika, Kasus Lemak Babi 1988, dll. Olimpiade yang diselenggarakan oleh tuan rumah Korea Selatan di tahun 1988 menggunakan salah satu jasa konsultan PR. Olimpiade adalah suatu event international yang waktu ini masih sangat greget dimana seluruh perhatian orang tertuju kesana. Sebagai tuan rumah Korea Selatan ingin bangkit menunjukkan eksistensi dirinya yang memang salah satu keinginannya adalah membuka pasar di dunia untuk memasarkan produk – produknya.
Glasnost dan Perestroika merupakan kampanye PR dalam karya politik sebuah negara. Untuk mengubah negaranya, Michael Gorbachev melontarkan konsep ini untuk mengubah persepsi dunia tentang Uni Soviet dan membuka bangsanya bagi dunia luar.
Kasus–kasus tersebut adalah kasus–kasus yang terjadi hampir 20 tahun yang lalu. Sementara ini masih hangat di tahun 2000-an pada saat negara–negara di Asia terjadi krisis SARS, Hongkong dan Singapura menangani khusus pemulihan citra wisata negaranya dengan menyewa seorang konsultan PR.
Dari kasus–kasus yang ada sebetulnya tampak bahwa PR adalah sebuah fungsi komunikasi yang terencana, tetapi memang kenyataannya masih banyak salah pandang mengenai hal ini.

Sunday, February 10, 2019

Konsep dan Karakteristik Humas


KONSEP HUMAS
Menurut Efendy (1990) Humas dapat dibedakan ke dalam dua pengertian yakni: “Sebagai teknik komunikasi dan sebagai metode komunikasi: Humas sebagai teknik komunikasi dimaksudkan bahwa humas dilakukan sendiri oleh pimpinan organisasi. Sedangkan Humas sebagai metode komunikasi dimaksudkan bahwa dilakukan secara melembaga (Public relation of being), dimana wahana humas ditekankan adalah berupa biro, bagian, seksi, urusan bidang dan lain sebagainya. Dapat dikatakan bahwa Humas baik sebagai teknik komunikasi maupun sebagai metode komunikasi adalah suatu aktifitas yang menunjang manajemen suatu lembaga untuk menggerakkan manusia-manusia yang terlibat, menuju sasaran dan tujuan lembaga.
Seidel dalam Effendy (1990), memberikan definisi Humas adalah proses kontinu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh good will (kemauan baik) dan pengertian dari para pelanggannya, pegawainya, dan publik umumnya; ke dalam menganlisa dan perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan pertanyaan-pertanyaan.
The pitish Institut of public relations (Rahmandi, 1994) mendefinisikan Humas sebagai “Upaya sungguh-sungguh, terencana dan berkesinambungan untuk menciptakan dan membina saling pengertian antara organisasi dan publiknya”.
Definisi yang telah disepakati oleh praktisi Humas se-dunia, yang terhimpun dalam organisasi yang bernama, “The Internasional Public Relations Association” (IPRA), bersepakat merumuskan sebuah definisi dengan harapan dapat diterima dan dipraktekkan bersama berbunyi “Hubungan Msayarakat (Humas) adalah manajemen dari sikap budi yang berencana dan berkesinambungan yang dengan itu organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga yang bersifat umum dan pribadi berupaya membina pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang ada kaitannya atau mungkin ada hubungannya dengan jalan nilai pendapat umum diantara mereka, yang dengan informasi yang berenacana dan tersebar luas mencapai kerja sama yang lebih produktif dan pemenuhan kepentingan bersama yang lebih efisien (Effendy, 1990). Definisi di atas dinilai sebagai definisi yang lengkap, yang menunjukkan ciri khas dan meliputi faktor-faktor yang memang harus ada pada Humas.

LATAR BELAKANG KONSEP HUMAS 
Ada dua konsep besar yang menjadi latar belakang berkembangnya Public Relations, yakni dalam tinjauan bisnis suatu perusahaan yang meliputi:
a.       Konsep tradisional dari suatu bisnis
b.      Konsep modern dari suatu bisnis

Kedua konsep tersebut, pada setiap konsepnya dapat diklasifikasikan melalui bagan berikut ini:
KONSEP TRADISIONAL DARI SUATU BISNIS
KONSEP MODERN DARI SUATU BISNIS
§  TERTUTUP
§  TERBATAS
§  EKSTERNAL
§  TERBUKA
§  TERSEBAR LUAS
§  INTERNAL/EKSTERNAL

1.      Konsep Tradisional Tertutup
Dalam konsep tradisonal dari suatu bisnis yang sifatnya tertutup, seseorang/perusahaan/lembaga/organisasi selalu menutupi peristiwa yang menimpanya, jika peristiwa tersebut dianggap sebagai peristiwa yang buruk atau yang bersifat negatif.
Pada masa itu tidak terpikirkan bahwa hal yang ditutup-tutpi cepat atau lambat akan terbongkar juga dan akan diketahui oleh masyarakat luas. Orang/perusahaan/lembaga kurang memperhitungkan proses komunikasi yang timbul dalam masyarakat.
2.      Konsep Tradisional Terbatas
Dalam konsep tradisonal dari suatu bisnis yang sifatnya terbatas, ditandai dengan keterbatasan dalam hal memasarkan produk atau jasa. Dalam hal ini orang/perusahaan/lembaga jika membuka perusahaan, walaupun diperhitungkan dengan pasarannya, tetapi hasil produksinya hanya disesuaikan dengan kebutuhan daerahnya saja.
3.      Konsep Tradisional Eksternal
Public Relations di masa ini konsepnya mengarah pada kegiatan yang sifatnya ekstenal, atau dengan kata lain orientasi kegiatan public relations adalah hanya untuk masyarakat di luar organisasi/perusahaan saja.
4.      Konsep Modern Terbuka
Dalam konsep modern dari suatu bisnis, orang/perusahaan/lembaga pada umumnya sudah menyadari pentingnya informasi yang diberikan kepada masyarakat secara benar, jelas, terbuka, jujur dalam arti sesuai dengan faktanya. Hal ini dimaksudkan agar publik dapat mengetahui secara jelas tentang kegiatan dan kejadian yang menimpa seseorang/perusahaan/lembaga secara apa adanya.
5.      Konsep Modern Tersebar Luas
Dalam konsep modern, orang/perusahaan/lembaga membuka perusahaan diusahakan agar barang-barang yang diproduksinya dipasarkan dengan memperhitungkan segala sesuatu yang tidak saja dipasarkan di daerahnya saja tetapi juga melakukan penyebaran pemasaran ke luar daerah. Jadi diperhitungkan bagaimana agar barang dan jasa sebagai sumber usahanya tersebut dapat tersebar luas sehingga masyarakat yang tadinya tidak menganal akan mengenal.
6.      Konsep Modern Internal dan Eksternal
Pada konsep modern, aplikasi publik relations diarahkan pada dua sasaran publik yakni publik internal dan eksternal. Oleh karena itu, jika ada permasalahan yang berkaitan dengan bawahan dimana semua ini menyangkut masalah publik internal, maka tugas PRO adalah harus dapat mempertemukan kedua keinginan/motivasi/kebutuhan dari setiap kelompok dimana kedua macam publik tersebut tentu saja mempunyai keinginan yang satu sama lain belum tentu sama. Dengan kata lain, pada konsep ini, PR harus bisa menjadi penghubung dari publik internal dan eksternal.

KARAKTERISTIK HUMAS
Ada 4 (empat) ciri utama humas yang disebut sebagai karakteristik humas, diantaranya yaitu:
1.      Adanya Upaya Komunikasi yang Bersifat Dua Arah
Hakekat humas adalah komunkasi. Namun tidak semua komunikasi dikatakan humas. Komunikasi yang menjadi ciri kehumasan adalah komunikasi dua arah yang memungkinkan terjadinya arus informasi timbal balik.
2.      Sifatnya yang Terencana
Sifat humas yang terencana mengandung pengertian bahwa kerja/aktivitas humas merupakan kerja/aktivitas yang berkesinambungan, memiliki metode terintegrasi dengan bagian lain dan hasilnya tangible (nyata). Syarat terencana dan berkesinambungan ini merupakan salah satu syarat yang dinilai dalam kompetisi tertinggi program PR internasional, yakni Golden World Award For Excellence in PR (GWA).
3.      Berorientasi pada Organisasi/Lembaga
Dengan mencermati orientasi tersebut, maka syarat mutlak dalam kerja humas adalah pemahaman yang tinggi terhadap visi, misi, dan budaya organisasi/lembaga. Visi, misi, dan budaya organisasi/lembaga inilah yang menjadi materi utama humas, sehingga dapat mencapai tujuan humas dan mendukung tujuan manajemen lainnya, termasuk tujuan marketing.
4.      Sasarannya adalah Publik

Yaitu suatu kelompok dalam masyarakat yang memiliki karakteristik kepentingan yang sama. Jadi sasaran humas bukanlah perorangan, hal ini perlu disampaikan sebab masih ada orang yang mengistilahkan PR sebagai personal Relation.

Sunday, February 3, 2019

Definisi Humas/Public Relation


DEFINISI HUMAS DAN DEFINISI PUBLIC RELATION
Istilah “Public” dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai “Publik”, yaitu sebagai salah satu kelompok dalam masyarakat yang sifatnya heterogen. Dalam masyarakat terdapat sekelompok orang yang homogen. Yang homogen inilah yang dapat dikategorikan sebagai “Publik”.
Pengertian publik secara universal yaitu, sekelompok orang yang mempunyai minat dan perhatian yang sama terhadap sesuatu hal”. Selanjutnya pengertian publik ini berkembang dan dapat dilihat dari berbagai klasifikasi, yang antara lain:
1.       Publik secara kuantitatif
Yang dimaksud dengan publik secara kuantitatif adalah: ditandai dengan adanya jumlah orang-orang yang terdapat dalam suatu kelompok tertentu, yakni terdiri dari dua orang atau lebih yang semuanya memiliki minat yang sama terhadap suatu hal.
2.       Publik secara geografis
Yang dimaksud disini adalah jika di dalamnya terdapat tanda adanya sejumlah orang yang berkumpul bersama-sama di suatu tempat atau wilayah tertentu.
3.       Publik secara psikologis
Secara psikologis yang dimaksud dengan publik adalah jika di dalamnya ditandai dengan adanya sejumlah orang yang sama-sama mempunyai minta dan perhatian yang sama terhadap sesuatu hal tanpa ada sangkut paut dengan tempat dimana mereka berada.
4.       Publik secara sosiologis
Ditandai dengan adanya sejumlah orang yang mempunyai keinginan yang sama, dasar yang sama, dan berkehendak untuk memecahkan masalah sosial bersama-sama.

Dengan demikian, istilah “Public” dalam kaitannya dengan Public Relations yang diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia adalah “Masyarakat” adalah tidak tepat, karena perkataan “Masyarakat” dalam Bahasa Inggris adalah “Society”, dimana secara ilmiah yang dimaksudkan dengan masyarakat adalah didasarkan pada karakteristik yang berbeda dengan karakteristik publik, yang antara lain: Heterogen, Anonim, dan Large.
Sedangkan kata “Relation” (tanpa “s”) diterjemahkan sebagai “hubungan”. Kaitannya dengan Public Relations, dimana relations yang dimaksud menggunakan “s”, ini berarti menunjukkan arti yang sifatnya “jamak”. Dengan demikian terjemahan relations yang tepat seharusnya “Hubungan-hubungan”.
Dari gambaran di atas dapat disimpulkan bahwa Public Relations secara harfiah berarti: “Hubungan-hubungan antar publik”. Ini berarti bahwa jika Public Relations diterjemahkan dengan “Hubungan Masyarakat” adalah kurang tepat, namun sampai saat ini masyarakat sudah terlanjur mengenal istilah hubungan masyarakat sebagai kata lain dari public relations dan sangat sulit untuk diluruskan meskipun sudah ada usaha kearah itu.
Selanjutnya berikut ini beberapa definisi dari Public Relations, yaitu sebagai berikut:
1.      British Institute of Public Relations (IPR)
“Public relations practice is the planned and sustained effort to establish and maintain goodwill and mutual understanding between an organization and its publics”
Definisi menitikberatkan pada:
·         Kegiatan public relations merupakan upaya yang terencana dan terorganisasi, serta bersifat terus-menerus/berkelanjutan.
·         Kegiatan tersebut bertujuan untuk mendapatkan pemahaman timbal balik antara organisasi dan khalayak-khalayaknya.
2.      Guru PR Frank Jefkins
“Public relations consists off all forms of planned communication, outwards and inwards, betwee an organization and its publics for the purpose of achieving specific objectives concerning mutual understanding.”
Definisi ini menyempurnakan IPR, dimana ditekankan tujuan public relations bukan hanya mendapatkan pemahaman timbal balik, lebih dari itu tujuannya adalah untuk mencapai sasaran-sasaran yang spesifik.
3.      Mexican Statement
Kongres dunia Public Relations Associations di kota Mexico pada tahun 1978 menyepakati pernyataan berikut ini sebagai definisi public relations:
“Public relations practice is the art and social science of analyzing trends, predicting their  consequensces, counselling organizations leaders, and implementing planned programmes of action which will serve both the organisations’s and public interest.”

Saturday, January 5, 2019

Monitoring dan Evaluasi Kasus Pizza Hut


APA YANG TERJADI DENGAN PIZZA HUT

A.    Deskripsi Kasus
Beberapa waktu lalu Perusahaan kuliner spesialis Pizza yang sudah mendunia yakni Pizza Hut tengah santer dibicarakan di media sosial. PT. Sarimelati kencana (pizza hut) mendapatkan isu atau pemberitaan yang cukup membuat pemasaran pizza hut menurun derastis. Isu tersebut adalah dugaan penggunaan bahan kadaluwarsa pada produk pizza. Isu tersebut datang karna suatu investigasi yang dilakukan oleh dua media yaitu Tempo dan BBC Indonesia.
Berdasarkan investigasi majalah Tempo bersama BBC yang terbit pada Senin 5 September 2016 membuat Pt Sarimelati Kencana dan Pt Sriboga Marugame seperti kebakaran jenggot. Investigasi yang rutin dikeluarkan oleh Majalah Tempo saat itu memuat tuduhan berdasarkan dokumen, surat elektronik atau email, dan foto-foto dari seorang mantan petinggi di Sriboga Food Group yang menyeret kedua perusahaan yang membawahi Pizza Hut & Marugame Udon ini dalam sebuah isu besar yang menunjukkan adanya praktik penggunaan bahan makanan yang melampaui masa kedaluwarsa di sebuah jaringan restoran internasional. Sumber yang sudah bekerja lama di grup itu berbicara kepada tim BBC Indonesia dan Tempo dengan syarat identitasnya tidak dibuka.
Sumber internal tersebut mengatakan, praktik memperpanjang masa kedaluwarsa secara tidak sah ini terjadi secara sistematik, melibatkan manajemen tinggi perusahaan itu di Indonesia, dan sudah berlangsung bertahun-tahun. Ditambahkannya upayanya selama ini untuk menghentikan praktik itu sia-sia.
Seperti halnya pemberitaan “Ada Apa dengan Pizza” di majalah mingguan Tempo edisi 5-11 September 2016 mengenai dugaan penggunaan bahan kedaluwarsa dalam masakan Pizza Hut dan Marugame Udon. Wartawan BBC dan Tempo memaparkan hasil investigasi yang telah mereka lakukan mengenai Pizza Hut dan Marugame Udon yang diduga pernah menggunakan bahan kedaluwarsa dalam masakan mereka. Bahkan, berita mengenai Pizza Hut ini dijadikan sebagai cover story dalam majalah tersebut.
Pemberitaan dalam majalah Tempo menyebutkan ada tujuh bahan masakan untuk Pizza Hut yang masa pakainya ditambah, yaitu puff pastry atau adonan roti, veggie chicken sausage atau sosis ayam vegetarian, saus XO, brownies mix, carbonara sauce mix, sweet relish, dan citrus marinade. Sedangkan untuk PHD, produk yang tanggal kedaluwarsanya diperpanjang adalah sosis ayam vegetarian, puff pastry, carbonara sauce mix, dan sataysauce.
Dalam dokumen, masa simpan semua bahan tersebut tercatat mendapat perpanjangan satu bulan dari tanggal kadaluwarsa. Adanya pemberitaan mengenai hasil laporan investigasi dari BBC dan Tempo mengenai dugaan penggunaan bahan kedaluwarsa ini memicu munculnya berbagai pemberitaan dari media massa lainnya , baik media cetak, media online maupun media elektronik (televisi).
Pizza Hut merupakan restoran berantai dan waralaba makanan internasional yang mengkhususkan dalam pizza. Saat ini, Pizza Hut merupakan restoran piza berantai terbesar di dunia dengan hampir 12.000 restoran dan kios pengantaran-ambil ke luar di lebih dari 86 negara. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari Brands yang juga merupakan salah satu restoran terbesar di dunia. 
Pizza Hut pertama kali dibuka pada tahun 1958 di Wichita, Kansas, Amerika Serikat oleh Dan Carney dan Frank Carney, keduanya adalah alumni dari Wichita Atate University.
Pizza Hut hadir di Indonesia  untuk pertama kalinya pada tahun 1984 dan merupakan restoran pizza pertama di Indonesia. Pemegang hak waralaba tunggal di Indonesia adalah PT. Sari Melati Kencana, yang merupakan anak perusahaan PT. Sriboga Raturaya, produsen tepung terigu di Indonesia.
  
B.     Resolusi Konflik
Ketika pemberitaan mulai menyebar dan masuk ke berbagai media sosial, Pihak Pizza Hut & Marugame Udon kemudian melakukan klarifikasi dengan langkah PR antara lain Standby Statement, Press Conference yang diadakan di Hotel Sultan pada hari Minggu 4 September 2016, serta Media Visit di pabrik Pizza Hut.

Ø  Press Conference
Berdasarkan pemberitaan oleh Tempo.co PT Sriboga Muragame Indonesia menyangkal dugaan perpanjangan masa simpan tidak sah tersebut. Alwin Arifin – mengaku bahwa dia telah diperiksa polisi beberapa kali, namun menyebut dugaan itu tidak benar dan bahkan merupakan fitnah.
Lain halnya dengan Stephen McCartney, Presiden Direktur PT Sarimelati Kencana atau Pizza Hut  menyatakan :
"Kami tidak pernah memperpanjang masa simpan bahan makanan, saya menegaskan, Kami tidak pernah memperbolehkan makanan kedaluwarsa. Keamanan kami perhatikan dengan serius, kami tidak menyajikan makanan kedaluwarsa" (berdasarkan pemberitaan  tribunnews.com). 
Sedangkan Pankaj Batra, Direktur Marketing Pizza Hut Asia mengatakan :
“Pemegang waralaba kami di Indonesia telah mengkonfirmasi bahwa proses tersebut telah dilakukan” “Perpanjangan masa simpan dapat disetujui oleh bagian QA dari pemegang franchise lokal, hanya setelah mereka menerima rekomendasi tertulis dari produsen atau pemasok untuk mengkonfirmasi bahwa masa simpan dapat diperpanjang, dan tidak ada resiko keamanan. Bagian R&D atau QA juga diharapkan melakukan uji sensorik internal,” (berdasarkan pemberitaan tribunnews.com). 

Ø  Standby Statement
Selain itu menyebarkan standbay statement yang dikeluarkan oleh PT Sari Melati Kencana, dimana isinya mereka juga membantah dengan menyatakan bahwa pemberitaan yang beredar tidak akurat, selain itu Keamanan, kenyamanan dan kepercayaan pelanggan adalah prioritas utama dan bahan makanan yang digunakan berkualitas tinggi dan layak untuk dikonsumsi.

Ø  Media Visit di Pabrik Pizza Hut
Setelah memberikan pernyataan pers, Pizza Hut dan PHD yang dibawahi PT Sarimelati Kencana, mengajak media pada Selasa, 6 September, untuk melihat langsung gudang penyimpanan serta dapur mereka.
Ini dilakukan untuk klarifikasi publik, menunjukkan bahwa kami tidak tertutup pada umum, kata General Manager PHD Andrias Chandra di Kiat Ananda Cold Storage, Bekasi, pada Selasa, 6 September 2016.
Selain itu petugas operasional logistik Pizza Hut Gusti Arya menjelaskan rantai distribusi bahan makanan dari gudang hingga ke meja konsumen. Ia memastikan semuanya telah melalui prosedur yang menjaga kualitas bahan.

C.    Monitoring dan Evaluasi Kasus
Langkah-langkah yang telah dilakukan oleh PT. Sari Melati Kencana telah tepat dengan langsung melakukan press conference, standby statement, dan media visit keperusahaan. Akan tetapi tanggapan yang cepat tanggap ini juga perlu persiapan yang matang dan harus dengan data yang akurat serta dapat menarik perhatian publik.
Ketika menghadapi krisis, sangat penting bagi perusahaan untuk memiliki satu suara yang sama terkait isu. Kalau tidak bisa memberikan pemahaman yang sama, setidaknya menunjuk satu, cukup satu spokesperson yang berbicara dengan media dan memberikan brief kepada seluruh tim, bahkan regional, untuk tidak memberikan pernyataan kepada media secara langsung, dan merujuk kepada spokesperson resmi.
Karena pada kasus ini sangat membingungkan dimana pihak manajemen lokal menyatakan tidak benar mengenai perpanjangan masa berlaku bahan makanan dan pernyataan sebaliknya justru diungkapkan oleh pihak manajemen regional Asia, yang mengiyakan mengenai perpanjangan masa berlaku, selama sudah disetujui bersama.
Tentu media ingin menyajikan pemberitaan yang mendalam mengenai sebuah isu, dan mendapatkan narasumber sebanyak-banyaknya mengenai isu tersebut sehingga akan sangat membantu dalam materi berita. Jangan heran kalau para media juga ikut bertanya pada karyawan dapur, vendor bahan makanan, hingga penjaga gudang dan pelayan untuk ditanyai keterangannya terkait kasus. Selama masih dalam satu lingkup managemen, setiap pernyataan yang keluar dari mereka bisa menjadi penyataan yang valid untuk dikeluarkan oleh media.
Maka dari itu evaluasi harus dilakukan secara konsisten pada media sosial dan media mainstream tujuannya untuk memantau isu atau informasi yang berkembang. Dengan itu, PT. Sarimelati Kencana dapat mengetahui apakah program yang telah dilakukan berhasil sesuai dengan harapan atau tidak, jika tidak sesuai dengan harapan, maka PT. Sarimelati Kencana harus segera merevisi program sampai tercapainya harapan yang diinginkan.
Selain itu humas juga harus menjaga hubungan yang baik dengan pers agar dapat memonitor isu apa saja yang keluar pada media, sehingga jika masih terdapat isu perusahaan maka harus segera untuk ditangani oleh perusahaan.
Kemudian dalam kegiatan Standby Statement, adalah respon perusahaan PT. Sarimelati Kencana terhadap pernyataan yang  diberitakan oleh media, mengenai penggunaan bahan makanan yang sudah melewati batas waktu produksi yang dapat diterima oleh masyarakat atau tidak.
Akan tetapi Standby Statement, yang dipublikasikan terdapat kekurangan. Pada minggu awal September 2016, PT Sarimelati Kencana (Pizza Hut) diikuti oleh Marugame Udon mengeluarkan standby statement  yang  dipublikasikan ke media sosial Twitter, Facebook, dan Instagram serta melalui siaran pers kepada media. Dalam pernyataannya, dengan tegas menyatakan bahwa pemberitaan mengenai isu kadaluwarsa yang ditujukan kepada produk mereka "tidak akurat". 
Jika dipahami penggunaan kata “tidak akurat” dalam standby statement bersifat ambigu karena bisa saja ditafsirkan benar ataupun salah, sehingga kurang dapat meyakinkan para konsumen, karena suatu pernyataan haruslah jelas dan tidak membuat banyak persepsi ketika membacanya.
Selanjutnya monitoring di kegiatan media factory visit yaitu apakah berita yang dipublikasikan oleh media yang diundang saat itu berpengaruh atau tidak terhadap opini yang terdapat dimasyarakat. Kemudian evaluasi keseluruhan dari kegiatan yang telah diimplementasikan oleh perusahaan pizza hut dilaksanakan dengan mengamati dan mengumpulkan testimonial yang ada pada media sosial, untuk mengetahui apakah langkah-langkah yang dilakukan telah membangun kembali kepercayaan publik terhadap perusahaan.


D.    Kesimpulan.
Menurut saya pekerjaan humas sangat erat kaitannya dengan pers. Apalagi humas perusahaan. Humas perusahaan harus bisa mencari penyebab terjadi kesalah pahaman dengan media massa. Media massa yang hanya ‘asal mencari berita’ biasanya akan menuliskan apapun yang ia ketahui secara sepihak tentang hal yang terjadi pada suatu perusahaan. Memang itu melanggar kode etik jurnalistik, namun biasanya untuk mendapatkan uang, wartawan menulis berita yang seharusnya tidak di tulis. Peran humas disini sangat penting, karena dengan adanya humas kita bisa mengklarifikasi berita yang dianggap salah.
Jika dilihat dari kasus ini maka humas perusahaan harus bergerak cepat dalam menangani kasus, karena apabila dibiarkan atau ditunda penyelesaiannya maka permasalahannya akan terus berkelanjutan dan berdampak terhadap perusahaan sehingga akan menanggung kerugian.
Seperti halnya yang dilakukan oleh di PT. Sarimelati Kencana dalam menangani kasus ini cukup baik, dengan melakukan beberapa cara untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan perusahaan. Akan tetapi langkah-langkah yang dilakukan kurang maksimal.
Seperti halnya pernyataan yang disampaikan kepada para media, harus saling berkoordinasi terlebih dahulu kesemua pihak yang berkaitan dalam menyelesaikan permasalahan ini, karena setiap pernyataan yang disampaikan kepada media akan dipublikasikan ke publik.
Karena pada kasus ini terjadi pernyataan yang berbeda dari Presiden Direktur PT Sarimelati Kencana dengan Direktur Marketing Pizza Hut Asia. Jadi klarifikasi yang diberikan tidak akan berpengaruh baik bagi perusahaan, hal ini bahkan dampak berakibat buruk bagi perusahaan karena terdapat pernyataan yang berbeda-beda tersebut.
Bahkan konsumen akan tidak mempercayainya meskipun berbagai macam tindakan dilakukan, karena sangat membingungkan dengan pernyataan yang berbeda-beda tersebut. Meskipun klarifikasi/tanggapan yang dilakukan telah baik, dengan merespon sangat cepat dan tanggap, tetapi isi dari tanggapan tersebut juga perlu diperhatikan.
Karena hal penting yang perlu ditunjukkan oleh perusahaan ketika tertimpa isu, entah benar atau tidak adalah meyakinkan publik khususnya konsumen mereka bahwa isu ini tidak ada dan tidak akan kembali datang, karena perusahaan sudah melakukan perubahan atau perbaikan didalam managemen mereka.
Perusahaan harus memberikan jaminan kepada konsumen bahwa mereka benar-benar peduli dengan konsumen, dan meyakinkan konsumen bahwa produk mereka terjamin kualitasnya.
Kasus ini termasuk dalam suatu krisis yang terjadi secara mendadak, dimana tiba-tiba muncul suatu investigasi yang dilakukan oleh Tempo.co dan BBC yang beredar dipemberitaan yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut memperpanjang masa kadaluarsa.
Maka dalam mengahadapi sebuah krisis, perusahaan harus memikirkan strategi Public Relations yang cocok untuk membenahi masalah seperti itu. Jangan sampai melakukan kesalahan seperti kesalahan pada kata-kata, tulisan maupun secara lisan karena dapat membentuk persepsi publik.
Perusahaan tersebut harus siap menghadapi kasus semacam ini, dengan melakukan beberapa langkap yang cepat dan tepat dan meyakinkan serta dengan data yang akurat. Karena tindakan yang cepat saja tidak cukup untuk menyelesaikan permasalahan seperti ini, karena memepertaruhkan reputasi dan citra perusahaan.



E.     Referensi

NB : Saya memohon maaf jika dalam postingan blog ini ada pihak-pihak yang merasa tersinggung ataupun dirugikan, karena saya sama sekali tidak mempunyai maksud apapun atau ingin menjelekkan pihak manapun. Semata-mata postingan ini hanya untuk memenuhi tugas mata kuliah Monitoring dan Evaluasi Public Relations. Terima Kasih.

Organisasi Profesi Humas

A.     PERHUMAS Pada tanggal 15 Desember 1972 para praktisi humas di Indonesia mendirikan Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHU...