Sunday, October 30, 2016


RESUME
PUBLIC POLICY CORNER
Konsep dan Implementasi SMART CITY diprovinsi Bangka Belitung Peluang dan Tantangan
Smart city kaitannya dengan sumber daya manusia dan managemen pengelolaan kota, dalam kebijakan public smart city harus dibedah terlebih dahulu  tujuannya tidak sebatas kota saja akan tetapi ada tantangannya seperti kesiapan inspratrukturmya, tantangan integrasi secara keseluruhan, merubah kebiasaan masyarakat, dan dukungan pemerintah pusat dan daerah.
Dampak ekonomi efektif dan efisiennya kebijakan pemerintah, penghematan keuangan negara, dan meningkatkan minat investasi, jika penerapan smart city di Bangka Belitung akan dapat menciptakan babel yang inovatif dan efisien untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dampak positif dari smart city itu sarana dan prasarana maju, pasilitas public berkembang, akan tetapi tidak hanya infrastruktur tetapi juga masalah sosial diperkotaan.
Pelaksannaan smart city itu bisa dimulai dari peningkatan sumber daya didaerah ataupun kota, seperti di  desa pinang sebatang kepala desanya memanfaatkan teknologi untuk melakukan pendataan bagi masyarakat karena sulitnya melakukan pendataan sehingga dengan menggunakan kecanggihan teknologi tidak susah payah lagi  untuk mendatangi tempat yang jauh dari kediaman mereka, masyarakatnya pun menyambut dengan baik cara yang dilakukan oleh kepala desa mereka.
Smart city di Bangka Belitung ini perlu digarap secara serius, menyikapi kebijakan dengan smart/cerdas dalam artian cerdas dalam bertindak atupun bergaul, salah satu dari bentuk smart city adalah bisa memanfaatkan teknologi, dan tiga pillars smart city itu ialah pemerintah, masyarakat dan bisnis/swasta. Indicator smart city antara lain :
Ø  Bagaiman teknologi digunakan ubtuk kebijakan masyarakat
Ø  Public partisipasi
Ø  Smart ekonomi
Ø  Spirit of  innovation

Ø  Interprenersif, mengembangkan diri untuk berwirausaha sendiri jangan mengandalkan selalu ingin menjadi Pegawai Negeri, karena pertumbuhan ekonomi dibabel ini lemah, tetapi tertinggi dipangkal pinang dan tanjung pandan Belitung.

Tugas 2, KomPol : KETATNYA PERSAINGAN POLITIK (Artikel Politik)

NAMA : SANTY BERLIANTY
NIM : 2018815
MK : KOMUNIKASI POLITIK
PRODI : ILMU KOMUNIKASI

KETATNYA PERSAINGAN POLITIK
Dinamika perpolitikan saat ini memang menjadi perhatian banyak orang terlebih lagi  kini diwarnai dengan diadakannya pilkada serentak, sistem ini diharapkan dapat memberi dampak positif dalam Demokrasi. Bangka Belitung adalah salah satu yang akan merayakan pesta demokrasi dimana masyarakat tertuju pada hiruk-pikuknya pilkada, mereka ingin berpartisipasi didalamnya, pro-kontra dikalangan masyarakat terhadap masing-masing pasangan calonpun menjadi perbincangan semua kalangan, akan tetapi tidak hanya masyarakat yang turut antusias, para pasangan calonpun berlomba-lomba untuk menarik minat dan perhatian masyarakat, mulai dari membuat slogan sampai melakukan kunjungan keberbagai tempat bahkan sampai ada yang menggunakaan uang untuk membeli suara rakyat.
Slogan  memang bisa menjadi salah satu ciri dari pasangan calon Gubernur, masing-masing mereka membuat slogan untuk menarik minat dan perhatian masyarakat agar tertuju kepada mereka, didalam slogan masing-masing pasangan calon membuat seunik mungkin agar masyarakat mudah tertarik dan teringat kepada mereka. Hal ini boleh saja dilakukan untuk menarik para pendukung mereka, akan tetapi tidak hanya sekedar slogan yang tiada arti, setidaknya mereka harus menyertakan visi dan misi mereka agar masyarakat bisa menilai ataupun memilih mana yang mempunyai visi dan misi yang baik untuk daerah mereka, meskipun belum terpilih menjadi pemimpin, setidaknya telah ada gambaran apa yang akan dilakukan mereka jika terpilih menjadi pemimpin nanti.
Ketika menjadi salah satu kandidat dalam pemilihan kepala daerah para pasangan calonpun melakukan kunjungan ke berbagai tempat untuk mendekatkan diri dan menarik minat masyarakat, padahal selama ini tidak pernah melakukan kunjungan seperti itu, ketika mencalonkan diri baru sibuk untuk melakukan kunjungan dengan alasan kunjungan kerja, kuliah umum, ataupun mempererat silaturahmi, akan tetapi ada baiknya juga kalau bukan mement seperti itu pasti mereka tidak akan melakukan kunjungan walaupun cuma sekali, masa kampanye yang telah ditetapkan oleh komisi pemilihan umum.
Salah satu kecurangan dalam politik adalah Phenomena membeli suara rakyat dengan menggunakan uang (money politic) dengan memanfaatkan pendidikan dan perekonomian masyarakat yang masih rendah sehingga mereka memberi uang untuk membantu padahal ingin membeli suara rakyat disaat itulah masyarakat mendapat uang dengan mudah, karena kurangnya kesadaran masyarakat terhadap memilih calon pemimpin yang baik sehingga mereka tergiur dengan pemberian uang dari pasangan calon tersebut, maka diri itu masyarakat harus menjadi pemilih yang cerdas supaya daerah mereka dipimpin oleh pemimpin yang baik, karena belum terpilih saja ia telah melakukan sogok-menyogok apalagi nantinya terpilih menjadi pemimpin.

Maka dapat saya simpulkan bahwa persaingan politik memang begitu keras, seharusnya bersainglah secara sehat, sampaikan visi dan misi yang baik jangan menggunakan kecurangan walaupun itu adalah persaingan, karena sangat terobsesinya untuk menjadi pemimpin maka janganlah menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kedudukan tersebut. Menjadi seorang pemimpin itu bukanlah hal yang mudah, tanggung jawabnya sangatlah besar untuk memimpin sebuah daerah dan beban yang diemban juga begitu berat. 

Wednesday, October 26, 2016

Pengertian Opini Leaders

Pengertian Opinion Leaders

Istilah Opinion leader (pemuka pendapat) merupakan suatu konsep yang tidak asing bagi kegiatan kehumasan. Konsep opinion leader, secara harafiah, ditujukan kepada para pemuka pendapat atau mereka yang, secara formal memiliki pengaruh dalam masyarakat, kajian tentang opinion leader awalnya muncul di Amerika pada tahun 1950-1960-an ,seperti yang ditunjukkan oleh Paul Lazarefeld dan kawan-kawan. Oleh karena itu model-model arus informasi yang mendekati pembahasan pemimpin opini ini adalah model two step flow. Artinya media massa tidak langsung mengenai audiencenya tetapi melalui pemimpin opininya. Kemudian informasi yang didapatkan tadi disampaikan kepada para pengikutnya., sebelumnya, penyebutan opinion leader sering menggunakan kata-kata influentials, influencers atau tastemakers. Kemudian kata opinion leader lebih sering dikenal dimasyarakat pedesaan, sebab pada saat itu tingkat media masih rendah serta pendidikan yang belum maju.

Opinion leadersatu pemimpin opini adalah individu yang memimpin dalam mempengaruhi pendapat orang lain tentang inovasi. Perilaku pemimpin opini penting dalam menentukan tingkat adopsi suatu inovasi dalam suatu sistem. Bahkan, bentuk kurva Sdifusi terjadi karena pemimpin opini sekali mengadopsi kemudian memberitahu orang lain tentang inovasi yang diadofsinya.

Opinion leaders adalah orang yang mempunyai keunggulan dari masyarakat kebanyakan. Opinion leaders lebih mudah menyesuaikan diri dengan masyarakatnya, lebih kompeten dan lebih tahu memelihara norma yang ada. Kemampuan dirinya memelihara norma menjadi salah satu konsekuensi logis bentuk pelayanan atau suri teladan yang diberikan atau ditunjukkan kepada masyarakatnya. Menurut Homanas (1961),”Seseorang yang memiliki status sosial tinggi (pemimpin pendapat) akan senantiasa memelihara nilai-nilai serta norma kelompoknya sebagai syarat minimal dalam mempertahankan statusnya.”
Ada dua pengelompokan opinion leader : 
1.      Opinion Leader Aktif (Opinion Giving) 
 disini para opinion leader tersebut sengaja mencari penerima atau followers untuk mengumumkan atau mensosialisasikan suatu informasi. Contoh : saat adanya program KB (Keluarga Berencana) yang bertujuan mengendalikan pertumbuhan penduduk. Tapi bagi masyarakat desa hal ini masih terlalu baru dan mereka belum mengenal apa itu KB sebenarnya, maka disini peranan opinion leader tersebut dituntun untuk menyampaikan informasi bahwa program KB ini bertujuan penting bagi kelangsungan masyarakat dipedesaan. 
2.      Opinion Leader Pasif (Opinion Seeking) 
Dalam hal ini followers lebih aktif mencari sumber informasinya kepada opinion leader, sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi seperti halnya contoh diatas tersebut.

Pengertian pemuka pendapat menurut Denis L Wilcox, dkk : “ Serving as catalysts for the formation of public opinion are peoplewho are knowledgeable and articulate about specific issues. They arecalled opinion leaders. Sociologists describe them as
(1) highlyinterested in the subject or issues
(2) better informed on the issuesthan average person
(3) avid consumers of mass media
(4) earlyadopters of new ideas, and
(5) good organizers who can get otherpeople to take action”.
Sehingga untuk membentuk katalis dari formasi opini publik yang mempunyaipengetahuan yang luas dan mengetahui tentang isu-isu yang spesifik. Mereka itudisebut dengan pemuka pendapat (opinion leader) .
Ahli sosiologi mendeskripsikan opinion leader  sebagai orang yang :
1)      Mempunyai ketertarikan yang tinggi terhadap isu-isu yang berkembang di tengahmasyarakat
2)      Mereka lebih informatif dalam menyampaikan isu-isu daripada rata-ratamasyakarat biasa
3)      Opinion leader adalah orang yang berhubungan erat dengan media massa
4)      Mereka paling dini mengadopsi atas ide-ide baru
5)      Mereka dapat mengorganisir dengan sebaik mungkin untuk mempersuasikanorang lain untuk melakukan tindakan.

Denis L.Wilcox,dkk, (2001:211) Pemuka pendapat (opinion leader) adalah orang yang mempunyai keunggulandaripada masyarakat kebanyakan. Salah satu keunggulan para pemuka pendapat (opinion leader)dibandingkan dengan masyarakat kebanyakan adalah pada umumnya para pemuka pendapat (opinion leader)itu lebih mudah menyesuaikan diri dengan  masyarakatnya, lebih kompeten dan lebih mengetahui tata cara memelihara norma yang ada di dalam masyarakat.

            Nurudin, (2000:97) pemuka pendapat (opinionleader) juga dapat diartikan sebagai orang yang sering dimintai petunjuk dan informasi oleh kebanyakan masyarakat, meneruskan informasi politik dari media massa kepada masyarakat. Misalnya tokoh informal masyarakat kharismatis, atausiapapun yang dipercaya oleh publik.

Kesimpulan
Jadi, Opinion leaders dapat dikatakan sebagai orang-orang berpengaruh, yakni orang-orang tertentu yang mampu memengaruhi sikap orang lain secara informal dalam suatu sistem sosial. Dalam kenyataannya, orang berpengaruh ini dapat menjadi pendukung inovasi atau sebaliknya, menjadi penentang. Ia (mereka) berperan sebagai model dimana perilakunya (baik mendukung atau menentang) diikuti oleh para pengikutnya.


Wednesday, October 19, 2016

METATEORI

METATEORI
Bahwa sudut pandang social yang berbeda memiliki pemikiran yang berbeda tentang apa itu teori dan apa yang diberikan teori. Dengan kata lain, proses perkembangan teori tidak terjadi dalam perkembangan vakum (terlepas dari pengaruh ruang dan waktu). Tetapi, kerangka filosofis berlaku dimana pembentukan dan pengujian teori terjadi. Metateori dalam buku ini dibuat khusus untuk pembahasan perinci dari tiga kerangka teoritis ini yaitu: pendekatan post-positivis, interpretif, dan teori kritis pada pembentukan teori.
Miller (2002) mencoba membahas tiga bidang spesifik dari metateori dari aspek ontology, epistimologi, (dan masalah yang terkait dengan metodologi), dan aksiologi. Pembagian ini dapat membantu kita dalam memetakan sudut pandang yang berbeda dalam penelitian komunikasi atau ilmu social secara umum. Dalam bagian ini sekedar menggambarkan dan mendifinisikan batasan dan contours (kontur) dari peta pembahasan metateori, yaitu ontology, epistimologi, dan aksiologi.
a.      Ontologi
Penelitian ontologi dalam filsafat mencakup penelitian pada sifat makhluk. Dalam pembahasan metateori dalam penelitian social, pertanyaan ontology mencakup masalah seperti “ apa sifat kenyataan?” dan “apa sifat kenyataan bisa diketahui?” (Guba, 1990). Dengan kata lain, pertanyaan tentang ontology membicarakn sifat dan fenomena yang kita bicarakan dalam keilmuwan kita---- kata apa dalam pembentukan teori. Bagi peneliti dalam bidang social seperti komunikasi, ini mencakup pertimbagan sifat dunia social dan entitas yang mendiami dunia.
Banyak tipologi untuk menggambarkan berbagai posisi ontology, dan tipologi ini menjadi subjek banyak perdebatan dalam penelitian social (Phillips, dalam Miller.2002, Bab Objectivity abd Subjectivity). Namun kita harus bisa membedakan diantara beberapa posisi ontology yang penting yang dapat diambil dalam keilmuan social.
Burrell dan Morgan, dalam Miller (2002),menandai satu posisi pada peta ontology sebagai sikap realis. Banyak ilmuwan mengambil sikap realis  mengenai dunia fisik seperti, mereka yakin pada kebenaran kekerasan batu, pohon, planer dan sebagainya, tetapi pandangan dunia social lebih penting bagi para ahli teori komunikasi. Menurut  ahli realis social, “dunia social yang eksternal bagi perspsi manusia adlah dunia nyata yang terbuat dari struktur yang keras, nyata dan relative tidak berubah.”seorang realis social melihat keduanya, dunia fisik dan social, terdiri atas struktur yang ada “ di sana “ yang tidak bergntung pada persepsi individu. Bagi penganut realis , seorang individu bisa memiliki tingkat konsep yang berbeda disebut kompetensi komunikasi. Dalam pandangan ini kompetensi komunikasi adalah entitas nyata dalam komunikasi yang bisa dikenali dan dimiliki.
Secar singkat, metateoris sentral adalh sudut pandang ontologism yang diambil seseorang dalam dunia sosial. Ontology seorang ahli teori sosial bisa menjadi realis dengan menempatkan kenyataan kuat dan nyata baik fisik maupun sosial. Atau sudut pandang ahli teori bisa menjadi nominalis dalam pernyataan bahwa kenyataan entitas sosial hanya terjadi dalam nama dan label yang diberikan. Atau sudut pandang ahli teori bisa menjadi konstruksionis sosial dalam penekanan cara dimana makna sosial tebentuk melalui interaksi historis dan kontemporer dan perilaku dimana konstruksi sosial menyambung dan memutus perilaku berikutnya.
Sisi lain dari spektrum ontologi adalah sikap nominalis, posisi ini terpusat pada anggapan bahwa dunia sosial adalah eksternal pada persepsi individu tersusun tidak lebih dari sekedar nama, konseo dan label yang digunakan untuk membuat struktur realitas, jadi bagi nominalis tidak ada dunia “diluar sana” hanya nama, label entitas yang dibuat oleh individu
Pesisi yang lain, konsttruksionisme simbolik sangat berpengaruh dalam penelitian sosial sejak akhir tahun 1960-an. Sikap ini disebut posisi konstruksionis sosial (Berger & Luckman dalam mitler 2002) menurut posisi ini kenyataan sosial tidak dijelaskan sepenuhnya objektif (posisi realis) atau subjektif (posisi nominalis) tetapi dilihat sebagai pembentukan intersubjektif yang diciptakan melalui interaksi komunikatif namun kebanyakan konstruksionis sosial berpendapat bahwa kenyataan intersubjektif dianggap sebagai materi atau objek karena individu memperlakukan konstruksi sosial dan terpengaruh oleh konstruksi sosial layaknya karakteristik objektif dari dunia sosial
b.      Epistimologi
Dalam filosofi mencakup pertanyaan seputar penciptaan dan pertumbuhn pengtahuan, perdebatan epistemology mengeuka dalam penelitian social. Dalam bagian ini hanya memetakan beberapa posisi epistemology penting dan perbedaan diantaranya sabagai suatu cara menentukan tahapan pembahasan pendekatan pad perkembangan teori dalam komunikasi.
Posisi epistemology yang mendominasi pemikiran ilmu eksakta dan social selama abad 20 adalah posisi objektvis, meski sudut pandang mempunyai banyak varian, beberapa aspek dari epistemology objektifi sangat penting :
·         Objektivis meyakini bahwa kita dapat memahami dan menjelaskan dunia social dan bahwa penjelasan tentang dunia social terakumulasi melalui upaya komunitas ilmuwan.
·         Objektivis yakin bahwa pengetahuan tentang dunia social dapat diperoleh melalui pencarian kesamaan dan hubungan sebab antarkomponen dari dunia social.
·         Objektivis yakin bahwa regularitasdan hubungan sebab bisa ditemukan jika terdapat pemisahanantara peneliti dan subjekyang diteliti, dan yang terakhir, objektifis berpendapat bahwa pemisahan ini bisa dipastikan atau ditingkatkan dengan menggunakan metode ilmiah.
Sebaliknya posisi subjektifis menolak fungsi dasar ini, bagi subjektivis, “dunia social pada dasarnya adalah relative dan hanya bisa dipahami dari sudut pandang individu yang terlibat langsungdalam aktifitas yang dipelajari” ( Burrell & morgan, dalam Miller. 2002). Jadi subjektivis menghindari amggapan suatu batasantara yang mengetahui dan yang diketahui dan dengannya metode ilmiah yang mencoba mendorong pemisahan.
Secara singkat, dasar epistemology ,mencakup pemikiran ahli teori tentang apa itu pengetahuan dan bagaimana pengetahuan bisa dilibatkan dalam dunia social. Bagi objektovitas, pengetahuan harus terdiri dari pernyataan kausal tentang dunia social dan harus diambil melalui upaya dari satu komunitas ilmuwan menggunakan metode ilmiah yang sudah ada. Sebaliknya sudut pandang epistemologi subjektivis menyatakan bahwa pengetahuan terletak dalam situasi local dank karena itu harus disimpan melalui pengalaman atau melalui interaksi kontinyu dengan yang mengalami.

c.       Aksiologi
Rangkain terakhir dari masalah metateori yangharus dipikirkan adalah aksiologi atau pnelitian nilai. Pandangan klasik ilmiah dari topic in adalah bahwa nilai tidak boleh berperan dalam praktik penelitian, dalam bagian ini secar singkat ada tiga sudut pandang nilai terhadap masalah ini :
·         Salah satu sudut oandang menyatakan bahwa peran nilai dalam penelitian sosial bisa dipilih dengan membedakan diantara beragam jenis nilai dan aspek yang berbeda dari proses ilmiah.
·         Pandangan kedua terhadap hubngan antara nilai dan teori berpendapat bahwa kita tidak mungkin mengabaikan pengaruh nilai dari bagian manapun dari upaya penelitian, pandangan ini berpendapat bahwa “beberapa orientasi nilain begitu melekat pada pola piker kita sehingga secara tidak sadar dipegang oleh semua ilmuwn” (Phillips dalam Miller 2002).
·         Pandangan ketiga tentang peran nilai dalam  keilmuwan melihat jauh dibalik argument bahwa kita tidak bisa menghapus nilai dari proses penelitian, untuk membenarkan bahwa kita jangan memisahkan nilai dari keilmuwanan. Pandangan ini, yang dibahas secara mendalam dalam pembahasan perspektif krisi tentang teori, berpendapat tidak hanya pilihan nilai dari topic penelitian dan pengaruh praktik penelitian tetapi juga keilmuan melibatkan partisipasi aktif dalam gerakan perubahan sosial.
Pandangan metateoris pada aksiologi membahas peran nilai dalam proses pengembangan teoritis dan pengujian. Meskipun beberapa penelitian bisa jadi proses yang bebas nilai, banyak yang berpendapat peran niala yang sangat terbatas. Namun, ilmuwan lain yakin bahwa kita tidak bisa menghindari rembesan nilai dalam pandangan kita tentang dunia dalam penelitian ini. Terakhir, banyak ilmuwan yakin bahwa nilai harus memegang nilai yang sangat aktif dalam penelitian, mengarahkan keilmuwan pada jalur perubahan sosial. Teori mengemukakan dalam konteks yang dibatasi dan dipengaruhi oleh anggapan para peneliti sosial.




Daftar pustaka
 Elvinaro Ardianto & Bambang Q-Anees. Januari 2007. Filsafat ilmu komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.


Wednesday, October 12, 2016

fungsi gatekeeper dalam komunikasi massa

Fungsi Gatekeeper atau penjaga gawang dalam proses komunikasi massa
Istilah gatekeeper pertama kali dikenalkan oleh Kurt Lewin, seorang ahli psikologi dari Australia pada tahun 1947, dalam bukunya Human Relations (1947), (dalam Nurudin 2009:1118).
Gatekeeper adalah  peyeleksi  informasi, sebagaimana diketahui komunikasi massa dijalankan oleh  beberapa  orang organisasi media massa, mereka inilah yang akan menyeleksi setiap imformasi yang akan disebarkan kepada masyarakat. Gatekeeper sangat penting karena mereka memiliki kewenangan untuk memperluas atau membatasi informasi yang akan disebarkan tersebut, mereka adalah wartawan, editor, sutradara dsb.
Proses komunikasi massa dapat dikatakan sangat berkaitan dengan proses gatekeeping bahkan hubungan antara keduanya sangat erat dan tidak terpisahkan. Hal ini karena dalam setiap proses komunikasi massa, pasti terdapat proses gatekeeping di dalamnya. Proses gatekeeping ini jugalah yang kemudian secara tidak langsung mempengaruhi proses komunikasi massa, memberi arti pada proses komunikasi massa yang terjadi, serta menentukan kemana arah dari komunikasi
massa tersebut akan dibawa.
Gatekeeper berfungsi sebagai :
Ø  Mengatur.
Semua informasi akan diatur oleh gatekeeper  mana yang boleh disebarkan mana yang tidak boleh disebarkan untuk khalayak.
Ø  Menyaring.
Sebelum informasi disampaikan kepada audience, informasi tersebut akan mengalami penyaringan terlebih dahulu, dan membatasi informasi yang akan diterima komnikan.
Ø  Memilih.
Informasi yang masuk juga akan dipilih mana yang layak untuk disebarkan.

Ø  meniadakan.
Informasi yang diterima  akan ada informasi yang ditiadakan apabila informasi tersebut tidak layak atau pantas untuk di sebarkan..
Ø  menyederhanakan.
Semua informasi yang didapat akan disederhanakan oleh gatekeeper agar informasi tersebut lebih mudah dipahami oleh khalayak.



fungsi komunikasi massa

FUNGSI KOMUNIKASI MASSA DAN CONTOHNYA
 > Entertainment (hiburan) adalah salah satu fungsi dri komunikasi massa, sulit untuk dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media menjalankan fungsi hiburan, contohnya acara di televisi ada sinetron, seperti Mermaid In Love, Pangeran2, Anak Jalanan dan lainnya. Acara musik, ada Dahsyat, Inbox. Ataupun komedi seperti Opera Van Java.
> Integrasi dan empati, melalui komunikasi massa, masyarakat Indonesia yang terdiri dari beragam suku bangsa dan bahasa dapat saling mengenal dan mengerti kebudayaan dari masyarakat di masing-masing daerah. Kebudayaan yang beragam di indonesia ini dapat menciptakan disintegrasi sosial karena masyarakat satu dengan yang lain tidak saling mengenal. Contohnya, kebiasaan suku jawa dan suku batak yang berbeda. Suku jawa yang cenderung halus sedangkan suku batak kasar, jika mereka bertemu tanpa mengetahui watak dasar mereka tersebut maka akan terjadi perselisihan diantara mereka.
> Melalui komunikasi massa, masyarakat mengetahui informasi tentang berbagai hal yang ada dimasyarakat baik nasional maupun internasional Surveillance (pengawasan) fungsi pengawasan menunjukkan kepada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada disekitar dan menginformasikannya kepada khalayak. Contohnya berita bencana seperti, angin topan, meletusnya gunung berapi, banjir, cuaca buruk,dan adanya serangan militer.
> Mempengaruhi, salah satu fungsi dari komunikasi massa ialah dengan mudah dan serempak ia dapat mempengaruhi khalayaknya seperti melalui iklan yang ia sebarkan, contohnya meningkatkan aktivitas politik, dengan adanya komunikas masa dapat membantu masyarakat luas atau mayorias penduduk unuk menyadari tentang arti penting dirinya sebagai warga Negara, kesadaran tersebut dapat meningkakan kesadaran untuk melakukan aktivitas politik misalnya mengikuti pemilu, jika ia telah sadar berapa pentingnya ia mengikuti pemilu, maka ia akan memilih dengan sunguh-sungguh calon pemimpin yang baik dan tidak melakukan golput. .

Sunday, October 2, 2016

Tugas 1 : Pengertian Komunikasi Politik

NAMA                        : SANTY BERLIANTY
NIM                            : 2018815
JURUSAN                  : ILMU KOMUNIKASI
MATA KULIAH       : KOMUNIKASI POLITIK

DEFINISI KOMUNIKASI POLITIK
Menurut  Maswadi Rauf komunikasi politik adalah sebagai objek kajian ilmu politik, karena pesan-pesan yang diungkapkan dalam proses komunikasi bercirikan politik yaitu berkaitan dengan kekuasaan politik Negara, pemerintahan dan juga aktivitas komunikator dalam kedudukan sebagai pelaku kegiatan politik. (Rochhajat Harun dan Sumarno AP, Komunikasi Politik sebagai Suatu Pengantar,(Bandung: CV Mandar Maju, 2006)).
Menurut Astrid S. Soesanto pengertian komunikasi politik adalah Komunikasi yang diarahkan  pada pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa, sehingga pada masalah yang dibahas oleh jeniskegiatan komunikasi ini dapat mengikat semua warganya melalui suatu  sanksi yang ditentukan  bersama oleh lembaga-lembaga politik. (Rochhajat Harun dan Sumarno AP, Komunikasi Politik sebagai Suatu Pengantar,(Bandung: CV Mandar Maju, 2006)).
Menurut Roelofs dan Barn Lund, pengertian komunikai politik adalah politik yang berbicara atau untuk menempatkan masalah ini, lebih tepatnya aktivitas politik (poltisasi) berbicara. (Rochhajat Harun dan Sumarno AP, Komunikasi Politik sebagai Suatu Pengantar,(Bandung: CV Mandar Maju, 2006)).
Menurut Rusadi Kantaprawira , pengertian komunikasi politik adalah penghubungan pikiran politik yang hidup didalam masyarakat, baik itu pikiran intern golongan, asosiasi, instansi ataupun sector kehidupan politik pemerintah, ia melihar komunikasi politik dari sis kegunaannya. . (Rochhajat Harun dan Sumarno AP, Komunikasi Politik sebagai Suatu Pengantar,(Bandung: CV Mandar Maju, 2006)).
Menurut Sukanto Reksodiprojo, komunikasi adalah usaha mendorong orang lain untuk menginterpretasikan pendapat seperti apa yang dikehendaki oleh orang yang mempunyai pendapat tersebut serta diharapkan diperoleh titik kesamaan untuk pengertian. (SukantoReksohadiprojo, Organisasi Perusahaan, Edisi 11, (Yokyakarta: BPFE 1986), hlm. 176)).


Organisasi Profesi Humas

A.     PERHUMAS Pada tanggal 15 Desember 1972 para praktisi humas di Indonesia mendirikan Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHU...