Saturday, January 5, 2019

Strategi Public Relation dalam Menghadapi Krisis


MANAJEMEN ISSUE DAN KRISIS YANG MENERPA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA

Dosen Pengampu : Yera Yulista, S.Sos., M.Si


Disusun Oleh :
Nama : Santy Berlianty
Nim : 2018815

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PAHLAWAN 12 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SUNGAILIAT
2019
SOAL
Akhir-akhir ini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ramai menjadi sorotan publik karena instansi ini dikaitkan dengan banyak peristiwa bencana, salah satunya peristiwa tsunami. Anggapan miringpun tak pelak hadir, para SDM instansi ini dianggap kurang profesional dalam bekerja sehingga tidak mampu membantu masyarakat dalam memberikan early warning dalam mengantisipasi datangnya ancaman tsunami.
a.       Mengapa kasus ini masuk dalam kategori kasus public relations ?
b.      Jelaskan apa saja dampak yang muncul kepada instansi dari persepsi publik terkait kasus ini ?
c.       Menurut anda kasus dari kasus ini BMKG masuk dalam kategori isu atau krisis ?
(pilih salah satu jawaban yang benar berserta alasan anda)
d.      Buatlah tahapan pengelolaan manajemen isu atau manajemen krisis secara komprehensif ?




JAWAB

1.      Mengapa kasus yang menerpa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) termasuk dalam kategori Public Relations ?
Maenurut saya kasus yang menimpa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) termasuk dalam kategori public relations karena ini berkaitan dengan persepsi public yang nantinya akan berkaitan dengan citra dan nama baik dari instansi tersebut, maka apabila instansi tersebut mendapat citra yang buruk di hadapan publik-nya maka itu akan berpengaruh pada instansi itu sendiri. Terlebih lagi instansi tersebut merupaka sumber informasi untuk publiknya.
Sedangkan instansi tersebut merupakan salah satu instansi yang penting bagi publik dalam mencari informasi mengenai prakiraan cuaca, iklim, kualitas udara dan gempabumi yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Dimana Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merupakan instansi yang resmi dalam penyebaran informasi yang berkaitan dengan hal tersebut.
Jika bukan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) maka siapa lagi yang akan menjadi pusat sumber informasi yang dapat dipercayai publik dalam mencari informasi mengenai prakiraan cuaca, iklim, udara, gempabumi dan lain sebagainya. Jadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) harus mempunyai citra yang baik mata masyarakat dan dapat dipercaya oleh publik-nya.


2.      Jelaskan apa saja dampak yang muncul kepada instansi dari persepsi publik terkait kasus ini ?
·         Dampak negatif-nya ialah instansi tersebut akan kehilangan kepercayaan publik dan citra dari instansi tersebut dianggap buruk dan tidak profesional dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
·         Dampak positif-nya adalah dapat membuat instansi tersebut untuk melakukan pembenahan dalam organisasi agar tidak terjadi lagi kesalahan dalam menyebarkan informasi yang berkaitan dengan kepentingan publiknya.
·         Intensitas permasalahan akan bertambah apabila melakukan satu kesalahan, maka kesalahan-kesalahan berikutnya akan bermunculan dari berbagai macam bentuk dan pada akhirnya akan berakibat pada instansi.
·         Menjadi sorotan public baik melalui media massa, atau informasi dari mulut ke mulut. Dimana pada saat ini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memang menjadi sorotan publik karena dengan banyaknya terjadi berbagai bencana yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Sehingga kesalahan sekecil apapun yang dilakukan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan menjadi perbincangan dikalangan masyarakat, terlebih lagi diberbagai media massa, yang selalu mendukung dalam penyebar luasan informasi secara cepat.
·         Masalah akan mengganggu kelancaran dalam penyebaran informasi, meskipun informasi yang ingin disampaikan telah akurat, dengan adanya kesalahan yang dilakukan sebelumnya maka mayarakat akan kebingungan memilih mana informasi yang bernar dan mana informasi yang salah.
·         Masalah mengganggu nama baik instansi dalam melakukan tugasnya, karena instansi tersebut telah jelas tugas dan tanggung jawabnya terhadap publik. Apabila nama baik-nya terganggu, maka citra instansi tersebut-pun akan tercemar.
·         Masalah dapat merusak sistem kerja dan mengguncang instansi secara keseluruhan.
·         Masalah tersebut akan membuat pemerintah ikut melakukan interversi terhadap kinerja yang dilakukan oleh instansi tersebut (BMKG), untuk mengetahui apakah pekerjaan yang dilakukan telah dijalankan dengan baik atau belum.

3.      Menurut anda dari kasus BMKG ini masuk dalam kategori isu atau krisis ?
Telah diketahui bahwa krisis adalah peristiwa besar yang tak terduga yang secara potensial berdampak negatif terhadap perusahaan maupun publik. Peristiwa ini mungkin secara cukup berarti merusak organisasi, karyawan, produk dan jasa yang dihasilkan organisasi, kondisi keuangan dan reputasi perusahaan.
Jadi menurut saya kasus ini sudah termasuk dalam kategori krisis, karena sesuai dengan persepsi publik bahwa hal yang dituduhkan memang pernah terjadi, bahkan hal tersebut sudah beberapa kali terjadinya, maka dari itu instansi tersebut telah terkena krisis.
Krisis yang terjadi pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ini termasuk dalam krisis tahap warning (peringatan) dimana tahap ini merupakan tahapan yang paling penting dalam menghadapi krisis karena bila pada tahap ini krisis tidak diselaikan maka krisis tersebut akan berlanjut kearah yang serius, dan akhirnya nanti akan berpengaruh pada instansi tersebut yang berakibat semakin parah.

4.      Buatlah tahapan pengelolaan manajemen krisis secara komprehensif ?
Tahapan dalam mengelola menajemen krisis dalam kasus yang berkaitan dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebagai berikut :
Ø  Memahami Faktor Penyebab Krisis
Karena suatu krisis tidak bisa diprediksi datangnya. Maka jalan yang terbaik untuk menghadapinya adalah membuat perencanaan melawan krisis tersebut terlebih lagi pada kasus ini krisisnya berawal dari persepsi publik, yakni yang berasal dari pihak luar organisasi, sehingga semua hal terjadi akan sulit untuk dikontrol. Dengan memahami faktor terjadi krisis tersebut maka langkah selanjutkan bisa dilakukan, salah satunya dengan cara melakukan perbaikan dalam organisasi tersebut agar hal yang serupa tidak terjadi lagi.
Ø  Identifikasi krisis
Praktisi PR melakukan identifikasi krisis dengan penelitian. Bila krisis terjadi dengan cepat, maka penelitian harus dilakukan secara informal dan kilat. Untuk itu harus diusahakan kesimpulan atas identifikasi krisis yang terjadi ditarik pada hari yang sama saat data dikumpulkan.
Kemudian keahlian khusus dibutuhkan praktisi public relations untuk dapat menjalankan identifikasi krisis. Misalnya keahlian dalam hal jurnalistik yang umumnya dimiliki oleh para jurnalis. Untuk dapat menjalankan hal ini, seorang public relations bekerja layaknya dokter yang melakukan diagnosis, meneliti gejala untuk memperoleh gambaran yang utuh. Untuk mengidentifikasi krisis organisasi dapat melakukan konsultasi dengan pihak pihak terkait yang ada di luar perusahaan seperti konsultan, akademisi, peneliti, dan lain-lain.
Ø  Analisis krisis
Analisis krisis dilakukan sebelum seorang public relations mengambil berbagai strategi dan tindakan komunikasi. Setelah data berhasil diperoleh, tugas praktisi public relations selanjutnya adalah menganalisis krisis yang dilakukan baik secara parsial maupun integral. Oleh karena itu dalam tahap ini dibutuhkan kemampuan membaca permasalahan yang baik.
Ø  Isolasi krisis
Krisis bisa identikkan sebagai penyakit, dan bahkan bisa juga bersifat menular. Oleh karena itu agar penyakit tidak menular dan menyebar luas, perlu dilakukan isolasi krisis, atau dikarantina sebelum akhirnya dilakukan tindakan penyelesaian.
Ø  Membuka semua saluran informasi
Semua saluran informasi harus jelas dan tetap harus dikoordinasikan lewat juru bicara yang telah ditunjuk, agar tercipta satu sumber informasi yang terkendali mengenai tahapan krisis hingga pada tahapan penyelesaiannya. Bila sumber informasi dari instansi mempunyai banyak suara/pendapat maka instansi tersebut akan menadapatkan masalah kembali.
Ø  Tindakan terakhir adalah mengawasi dan mengevaluasi
Masalah yang telah dicapai atau yang belum diselesaikan dalam upaya mengurangi dampak dan efek krisis. Sejauh mana kerugian yang diderita, baik organisasi maupun masyarakat lainnya, yang terseret menjadi korban dari krisis secara langsung dan tidak langsung.
Maka pengawasan dan pengevaluasian harus terus dilakukan secara rutin dengan semua pihak yang berada dalam organisasi tersebut, supaya citra dari instansi tidak tercemar dan dapat menjalan tugas-nya dengan baik dan dapat memberikan manfaat bagi publik-nya.

No comments:

Post a Comment

Organisasi Profesi Humas

A.     PERHUMAS Pada tanggal 15 Desember 1972 para praktisi humas di Indonesia mendirikan Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHU...