Thursday, December 22, 2016

Tugas 3 komunikasi politik : Pertambangan Timah di Bangka Belitung

PERTAMBANGAN TIMAH DI BANGKA BELITUNG
Oleh :
GITA
SANTY BERLIANTY
NOVITA DWI NANDA PRATIWI
TOMMY APRILIAN RULIA

Sejarah pertambangan timah di Bangka Belitung
Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang diandalkan pemerintah negara manapun khususnya pemerintah Indonesia untuk mendatangkan devisa. Selain mendatangkan devisa, industri pertambangan juga menyedot lapangan kerja dan bagi kabupaten dan kota merupakan Sumber pendapatan asli daerah (PAD).

Dampak positif tambang timah
v  Terciptanya lapangan kerja
v  Meningkatnya peluang usaha
v  Mendapatkan pendapatan pajak, dan
v  Terpenuhinya akan kebutuhan logam

Pemanfaatan bekas kolong tambang timah
v  Pemanfaatan kolong sebagai usaha perikanan dan perkebunan

v   Kolong juga dapat dimanfaatkan untuk sarana rekreasi wisata air


v  Kolong juga dapat dimanfaatkan untuk sarana wisata air, sebagai tempat penangkaran buaya.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH


Monday, December 19, 2016

Efek Komunikasi Massa

EFEK KOMUNIKASI MASSA TERHADAP KEHIDUPAN AUDIENCE
Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakkan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Oleh karena itu, efek atau hasil yang dapat dicapai oleh komunikasi yang dilaksanakan melalui berbagai media (lisan, tulisan, visual/audio visual) perlu dikaji melalui metode tertentu yang bersifat analisis psikologis dan analisis sosial. Yang dimaksud dengan analisis psikologi adalah kekuatan sosial yang merupakan hasil kerja dan berkaitan dengan watak serta kodrat manusia.
Donald K Robert mengungkapkan, “efek hanyalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”. Oleh karena fokusnya adalah pesan, maka efek harus berkaitan dengan pesan yang disampaikan oleh media massa. Dalam proses komunikasi, pesan dalam media massa dapat menerpa seseorang baik secara langsung mapun tidak langsung.

EFEK KOMUNIKASI MASSA : KOGNITIF, AFEKTIF & BEHAVIORAL
Ada tiga dimensi efek komunikasi massa, yaitu: kognitif, afektif, dan behavioral.
·         Efek kognitif meliputi peningkatan kesadaran, belajar, dan tambahan pengetahuan.
·         Efek efektif berhubungan dengan emosi, perasaan, dan attitude (sikap).
·         Sedangkan efek behavioral berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu menurut cara tertentu.
1. Efek Kognitif
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informative bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif. Melalui media massa, kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung.
Misalnya seseorang mendapatkan informasi dari televisi, bahwa “Robot Gedek” mampu melakukan sodomi dengan anak laki-laki di bawah umur. Penonton televisi, yang asalnya tidak tahu menjadi tahu tentang peristiwa tersebut. Di sini pesan yang disampaikan oleh komunikator ditujukan kepada pikiran komunikan. Dengan kata lain, tujuan komunikator hanya berkisar pada upaya untuk memberitahu saja.
Menurut Mc. Luhan, media massa adalah perpanjangan alat indera kita (sense extention theory; teori perpanjangan alat indera). Dengan media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita lihat atau belum pernah kita kunjungi secara langsung. Realitas yang ditampilkan oleh media massa adalah realitas yang sudah diseleksi. Kita cenderung memperoleh informasi tersebut semata-mata berdasarkan pada apa yang dilaporkan media massa. Televisi sering menyajikan adegan kekerasan, penonton televisi cenderung memandang dunia ini lebih keras, lebih tidak aman dan lebih mengerikan.
Karena media massa melaporkan dunia nyata secara selektif, maka sudah tentu media massa akan mempengaruhi pembentukan citra tentang lingkungan sosial yang bias dan timpang. Oleh karena itu, muncullah apa yang disebut stereotip, yaitu gambaran umum tentang individu, kelompok, profesi atau masyarakat yang tidak berubah-ubah, bersifat klise dan seringkali timpang dan tidak benar. Sebagai contoh, dalam film India, wanita sering ditampilkan sebagai makhluk yang cengeng, senang kemewahan dan seringkali cerewet. Penampilan seperti itu, bila dilakukan terus menerus, akan menciptakan stereotipe pada diri khalayak Komunikasi Massa tentang orang, objek atau lembaga. Di sini sudah mulai terasa bahayanya media massa. Pengaruh media massa lebih kuat lagi, karena pada masyarakat modern orang memperoleh banyak informasi tentang dunia dari media massa.
Sementara itu, citra terhadap seseorang, misalnya, akan terbentuk (pula) oleh peran agenda setting (penentuan/pengaturan agenda). Teori ini dimulai dengan suatu asumsi bahwa media massa menyaring berita, artikel, atau tulisan yang akan disiarkannya. Biasanya, surat kabar mengatur berita mana yang lebih diprioritaskan. Ini adalah rencana mereka yang dipengaruhi suasana yang sedang hangat berlangsung. Sebagai contoh, bila satu setengah halaman di Media Indonesia memberitakan pelaksanaan Rapat Pimpinan Nasional Partai, berarti wartawan dan pihak redaksi harian itu sedang mengatur kita untuk mencitrakan sebuah informasi penting. Sebaliknya bila di halaman selanjutnya di harian yang sama, terdapat berita kunjungan Pejabat ke beberapa daerah, diletakkan di pojok kiri paling bawah, dan itu pun beritanya hanya terdiri dari tiga paragraf. Berarti, ini adalah agenda setting dari media tersebut bahwa berita ini seakan tidak penting. Mau tidak mau, pencitraan dan sumber informasi kita dipengaruhi agenda setting.
            2. Efek Afektif
Efek ini kadarnya lebih tinggi dari pada Efek Kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya sekedar memberitahu kepada khalayak agar menjadi tahu tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, setelah mengetahui informasi yang diterimanya, khalayak diharapkan dapat merasakannya. Sebagai contoh, setelah kita mendengar atau membaca informasi artis terkenal dipenjara karena kasus penyalah-gunaan narkoba, maka dalam diri kita akan muncul perasaan jengkel, iba, kasihan, atau bisa jadi, senang. Perasaan sebel, jengkel atau marah dapat diartikan sebagai perasaan kesal terhadap perbuatannya tersebut. Sedangkan perasaan senang adalah perasaan lega dari para pembenci artis dan kehidupan hura-hura yang senang atas tertangkapnya para public figure yang cenderung hidup hura-hura. Adapun rasa iba atau kasihan dapat juga diartikan sebagai keheranan khalayak mengapa dia melakukan perbuatan tersebut.
3. Efek Behavioral
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Adegan kekerasan dalam televisi atau film akan menyebabkan orang menjadi beringas. Program acara memasak misalnya, akan menyebabkan para ibu rumah tangga mengikuti resep-resep baru. Bahkan, kita pernah mendengar kabar seorang anak sekolah dasar yang mencontoh adegan gulat dari acara televisi  yang mengakibatkan satu orang tewas akibat adegan gulat tersebut. Namun, dari semua informasi dari berbagai media tersebut tidak mempunyai efek yang sama.
Radio, televisi atau film di berbagai negara telah digunakan sebagai media pendidikan. Sebagian laporan telah menunjukkan manfaat nyata dari siaran radio, televisi dan pemutaran film. Sebagian lagi melaporkan kegagalan. Misalnya, ketika terdapat tayangan kriminal pada program “Buser” di SCTV menayangkan informasi: anak SD yang melakukan bunuh diri karena tidak diberi jajan oleh orang tuanya. Sikap yang diharapkan dari berita kriminal itu ialah, agar orang tua tidak semena-mena terhadap anaknya, namun apa yang didapat, keesokan atau lusanya, dilaporkan terdapat berbagai tindakan sama yang dilakukan anak-anak SD. Inilah yang dimaksud perbedaan efek behavior. Tidak semua berita, misalnya, akan mengalami keberhasilan yang merubah khalayak menjadi lebih baik, namun bisa juga mengakibatkan kegagalan yang berakhir pada tindakan lebih buruk.
Mengapa terjadi efek yang berbeda? Belajar dari media massa memang tidak bergantung hanya ada unsur stimuli dalam media massa saja. Kita memerlukan teori psikologi yang menjelaskan peristiwa belajar semacam ini. Teori psikolog yang dapat mnejelaskan efek prososial adalah teori belajar sosial dari Bandura. Menurutnya, kita belajar bukan saja dari pengelaman langsung, tetapi dari peniruan atau peneladanan (modeling). Perilaku merupakan hasil faktor-faktor kognitif dan lingkungan. Artinya, kita mampu memiliki keterampila tertentu, bila terdapat jalinan positif antara stimuli yang kita amati dan karakteristik diri kita.
v  Pengaruh Perkembangan Media Massa Terhadap  Masyarakat
Pengaruh yang ditimbulkan media massa berdasarkan teori kontemporer Pengaruh media terhadap masyarakat telah menumbuhkan pembaharuan-pembaharuan yang cepat dalam masyarakat. Pembaharuan yang berwujud perubahan ada yang ke arah negatif dan ada yang ke arah positif. Pengaruh media tersebut berkaitan dengan aspek-aspek lain seperti sifat komunikator, isi/informasi dari media itu sendiri serta tanggapan dari masyarakat.
Sadar atau tidak sadar masyarakat sering dipengaruhi oleh media massa, misalnya media membujuk untuk menggunakan suatu produk tertentu ataupun secara tidak langsung membujuk untuk mendukung ideologi politik tertentu maupun partai tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut, ada beberapa teori kontemporer yang berkaitan dengan pengaruh komunikasi massa yang digolongkan dalam empat bagian, yaitu:
Teori perbedaan Individu, Menurut teori ini terdapat kecenderungan baru dalam pembentukan watak seseorang melalui proses belajar. Adanya perbedaan pola pikir dan motivasi didasarkan pada pengalaman belajar. Perbedaan individu disebabkan karena perbedaan lingkungan yang menghasilkan perbedaan pandangan dalam menghadapi sesuatu. Lingkungan akan mempengaruhi sikap, nilai-nilai serta kepercayaan yang mendasari kepribadian mereka dalam menaggapi informasi yang datang. Dengan demikian pengaruh media terhadap individu akan berbeda-beda satu sama lain.
Teori Penggolongan Sosial, Penggolongan sosial lebih didasarkan pada tingkat penghasilan, pendidikan, tempat tinggal maupun agama. Dalam teori ini dikatakan bahwa masyarakat yang memiliki sifat-sifat tertentu yang cenderung sama akan membentuk sikap-sikap yang dalam menghadapi stimuli tertentu. Persamaan ini berpengaruh terhadap tanggapan mereka dalam menerima pesan yang disampaikan media massa.
 Teori Hubungan Sosial, Menurut teori ini kebanyakan masyarakat menerima pesan yang disampaikan media massa. Dalam hal ini hubungan antar pribadi mempunyai pengaruh yang kuat terhadap penyampaian informasi oleh media.
Teori Norma-Norma Budaya, Teori ini menganggap bahwa pesan/informasi yang disampaikan oleh media massa dengan cara-cara tertentu dapat menimbulkan tafsiran yang berbeda-beda oleh masyarakat sesuai dengan budayanya. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa media mempengaruhi sikap individu tersebut.
Ada beberapa cara yang ditempuh oleh media massa dalam mempengaruhi norma-norma budaya :
Pertama, informasi yang disampaikan dapat memperkuat pola-pola budaya yang berlaku serta meyakinkan masyarakat bahwa budaya tersebut masih berlaku dan harus di patuhi.
Kedua, media massa dapat menciptakan budaya-budaya baru yang dapat melengkapi atau menyempurnakan budaya lama yang tidak bertentangan.
Ketiga, media massa dapat merubah norma-norma budaya yang telah ada dan berlaku sejak lama serta mengubah perilaku masyarakat iu sendiri.
Media massa tidak memberikan efek kognitif semata, namun ia memberikan manfaat yang dikehendaki masyarakat, Inilah efek prososial.
Bila televisi menyebabkan kita lebih mengerti bahasa Indonesia yang baik dan benar, televisi telah menimbulkan efek prososial kognitif.
Bila majalah menyajikan penderitaan rakyat miskin di pedesaan, dan hati kita tergerak untuk menolong mereka, media massa telah menghasilkan efek prososial afektif.
Bila surat kabar membuka dompet bencana alam, menghimbau kita untuk menyumbang, lalu kita mengirimkan wesel pos (atau, sekarang dengan cara transfer via rekening bank) ke surat kabar, maka terjadilah efek prososial behavioral.

UTS Komunikasi Politik

NAMA             : SANTY BERLIANTY
NIM                : 2018815
SEMESTER    : TIGA
MK                  : KOMUNIKASI POLITIK

1.      Apa definisi komunikasi politik yang tepat menurut anda ?
Komunikasi politik adalah komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik yang berkaitan dengan kekuasaan.
2.      Gambarkan dan jelaskan politik sebagai sebuah bagian dari aktivitas komunikasi (pola komunikasi politik) ?
v  Pola komunikasi vertikal (top down) adalah komunikasi antara pemimpin kepada yang dipimpin (bawahan),  pola komunikasi ini sangat efektif karena antara atasan dan bawahan menjalin komunikasi untuk melaksanakan suatu tujuan sehingga tidak ada batasan atau pemisah antara pemimpin dengan para bawahannya.
v  Pola komunikasi horizontal adalah komunikasi satu level, misalnya antara individu dengan individu, kelompok dengan kelompok. Sebagai contoh antara masing-masing ketua kelompok suatu organisasi, biasanya penyampaian pesan lebih cepat dan mudah saling memahami karena mereka dalam posisi yang sama.
v  Pola komunikasi formal adalah suatu proses komunikasi yang bersifat resmi dan biasanya dilakukan di dalam lembaga formal yang didalamnya telah ada aturan-aturan tersendiri.
v  Pola komuniksi informal adalah komunikasi melalui pertemuan atau tatap muka biasa yang tidak ada aturan-aturan yang harus ditaati. Komunikasi informal ini biasanya untuk memelihara hubungan sosial, persahabatan, atau juga penyebaran informasi yang bersifat pribadi.
3.      Sebutkan lima fungsi dari komunikasi politik yang anda ketahui ?
v  Memberikan informasi kepada masyarakat terhadap usaha-usaha yang dilakukan lembaga politik maupun hubungannya dengan pemerintah dan masyarakat.
v  Memberi motivasi kepada politisi, dan para pendukung partai.
v  Meningkatkan aktivitas politik masyarakat melalui siaran berita, maupun komentar-komentar politik melalui media.
v  Menjadi watchdog atau anjing pejaga dalam membantu terciptanya good governance yang transparansi dan akuntabilitas.
v  Melakukan sosialisasi tentang kebijakan, program, dan tujuan lembaga politik.

4.      Mantan Presiden RI ke empat KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah seorang pemimpin yang dikenal luas oleh beragam kalangan. Menurut anda, jenis pemimpin seperti apakah beliau jika ditinjau dari teori kepemimpinan, jelaskan ?
 Jika ditinjau dari teori kepemimpin maka Mantan Presiden RI ke empat KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)  termasuk dalam Teori Great Man, karena  menurut teori ini seorang pemimpin besar itu dilahirkan bukannya dibuat,seorang pemimpin itu telah mempunyai karakteristik tertentu seperti karisma, keyakinan, mempunyai jiwa pemimpin, kecerdasan dan keterampilan sosial yang membuatnya terlahir sebagai pemimpin alami. Teori great man mengasumsikan bahwa kapasitas untuk memimpin adalah sesuatu yang melekat pada diri seseorang bukannya dibuat-buat atau diciptakan supaya ia menjadi seorang pemimpin.
5.      Jika suatu ketika, Bupati Bangka, Tarmizi H Saat mengatakan dalam sebuah acara bahwa kondisi pertumbuhan ekonomi di kabupaten Bangka masih dalam batas kewajaran dan optimis, padahal kenyataannya kondisi ekonimi di Kabupaten Bangka melambat dan cenderung stagnan.
Menurut anda gaya bahasa politik apa yang digunakan oleh bupati diatas, ditinjau dari konsep pembicara politik, jelaskan konsep gaya bahasa tersebut ?

Menurut saya gaya bahasa yang digunakan adalah Gaya bahasa Asosiasi,  karena gaya bahasa asosiasi adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu hal dengan mengumpamakan dengan hal lainnya yang memiliki kesamaan tertentu. Tujuan digunakan majas asosiasi didalam sebuah kalimat adalah untuk membuat kalimat tersebut menjadi sedikit terdengar lebih indah dengan menggunakan perumpamaan-perumpamaan, padahal makna dari kata yang di gunakan itu sama artinya.

Organisasi Profesi Humas

A.     PERHUMAS Pada tanggal 15 Desember 1972 para praktisi humas di Indonesia mendirikan Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHU...